PRINSIP KERJA CHILLER
PRINSIP KERJA CHILLER:
WHAT IS THE DIFFERENCE BETWEEN AIR COOLED CHILLER AND WATER COOLED CHILLER?
Apa itu CHILLER?
CHILLER adalah
sebuah perangkat mekanis yang digunakan untuk mendinginkan air atau cairan
lainnya yang kemudian digunakan dalam berbagai aplikasi industri, komersial,
dan komputasi. Chiller bekerja dengan mengambil panas dari cairan dan
mengeluarkannya ke lingkungan, biasanya melalui proses kompresi dan ekspansi
refrigeran.
Ada dua jenis chiller utama berdasarkan media
pendinginnya:
- Air Cooled Chiller:
Menggunakan udara untuk mendinginkan refrigeran di dalam kondensor. Udara
ambien disirkulasikan melalui coil kondensor menggunakan kipas, sehingga
panas dari refrigeran dipindahkan ke udara. Chiller jenis ini biasanya
digunakan di lokasi yang tidak memiliki akses mudah ke air atau di tempat
yang tidak memungkinkan pemasangan menara pendingin (cooling tower).
- Water Cooled Chiller:
Menggunakan air sebagai media pendingin di kondensor. Air disirkulasikan
melalui kondensor untuk menyerap panas dari refrigeran. Air yang telah
panas kemudian didinginkan kembali di menara pendingin (cooling tower).
Chiller jenis ini lebih efisien dalam hal energi dibandingkan dengan air
cooled chiller, tetapi membutuhkan instalasi yang lebih kompleks.
Fungsi utama chiller adalah
menyediakan air dingin yang kemudian disirkulasikan ke berbagai aplikasi,
seperti:
- Sistem pendingin udara (AC) di gedung komersial
besar.
- Pendinginan mesin dan proses industri.
- Pendinginan data center untuk menjaga suhu optimal
server dan peralatan elektronik.
- Pendinginan dalam industri makanan dan minuman,
untuk menjaga kualitas produk.
Secara keseluruhan, chiller adalah komponen penting
dalam sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) dan dalam
berbagai proses industri yang memerlukan pendinginan.
KOMPONEN
CHILLER
Chiller terdiri dari beberapa komponen utama yang
bekerja bersama untuk mendinginkan cairan atau air. Berikut adalah
komponen-komponen utama yang biasanya terdapat dalam sebuah chiller:
- Kompresor:
- Kompresor adalah "jantung" dari
sistem chiller. Fungsinya adalah untuk mengompresi refrigeran sehingga
meningkatkan tekanannya, sehingga refrigeran dapat beredar dalam sistem.
Kompresor dapat menggunakan berbagai jenis mekanisme, seperti
reciprocating, screw, scroll, atau centrifugal, tergantung pada desain
dan kapasitas chiller.
- Kondensor:
- Kondensor adalah komponen yang memungkinkan
refrigeran yang panas dan bertekanan tinggi untuk melepaskan panasnya dan
berubah dari gas menjadi cairan. Dalam air cooled chiller, kondensor ini
didinginkan oleh udara yang ditiup oleh kipas. Sedangkan pada water
cooled chiller, kondensor didinginkan oleh air yang mengalir dari menara
pendingin.
- Katup Ekspansi:
- Katup ekspansi berfungsi untuk menurunkan
tekanan refrigeran cair setelah keluar dari kondensor. Penurunan tekanan
ini menyebabkan refrigeran mendingin dan sebagian berubah menjadi gas,
siap untuk menyerap panas dari air di evaporator.
- Evaporator:
- Evaporator adalah tempat di mana pendinginan
sebenarnya terjadi. Di sini, refrigeran menyerap panas dari air atau
cairan lain yang sedang didinginkan, sehingga refrigeran berubah kembali
menjadi gas. Cairan yang didinginkan kemudian disirkulasikan ke aplikasi
yang memerlukannya, seperti pendinginan udara atau proses industri.
- Refrigeran:
- Refrigeran adalah zat yang berfungsi sebagai
medium pembawa panas dalam sistem chiller. Refrigeran mengalami perubahan
fase (dari gas ke cair dan sebaliknya) saat beredar melalui sistem,
menyerap dan melepaskan panas pada titik-titik tertentu dalam siklusnya.
- Pompa Air:
- Pompa air berfungsi untuk mengalirkan air
dingin yang telah didinginkan oleh evaporator ke sistem distribusi,
misalnya ke coil pendingin dalam sistem HVAC, atau ke proses industri.
- Kipas (untuk air cooled chiller):
- Pada air cooled chiller, kipas berfungsi
untuk mengalirkan udara ke kondensor, sehingga membantu dalam proses
pelepasan panas dari refrigeran.
- Cooling Tower (untuk water cooled chiller):
- Pada water cooled chiller, menara pendingin
(cooling tower) digunakan untuk mendinginkan air yang telah digunakan
untuk menyerap panas dari kondensor. Air yang telah panas disirkulasikan
kembali ke menara pendingin untuk dilepaskan panasnya ke udara luar.
- Control Unit:
- Control unit atau sistem kontrol adalah
komponen elektronik yang mengatur seluruh operasi chiller, termasuk
pengaturan suhu, tekanan, aliran, dan fungsi lainnya. Sistem kontrol ini
memastikan chiller beroperasi dengan efisiensi maksimum dan dapat
menyesuaikan operasinya sesuai kebutuhan.
- Filter Drier:
- Filter drier adalah komponen yang berfungsi
untuk menyaring kotoran dan menghilangkan kelembapan dari refrigeran. Hal
ini penting untuk mencegah kerusakan pada komponen lain dan menjaga
efisiensi sistem.
- Accumulator:
- Accumulator berfungsi untuk mencegah cairan
refrigeran masuk ke dalam kompresor, yang dapat merusak kompresor jika
terjadi.
Semua komponen ini bekerja secara harmonis untuk
memastikan chiller dapat menghasilkan air atau cairan dingin dengan efisiensi
tinggi dan andal.
PRINSIP KERJA CHILLER
Ada
dua jenis chiller utama berdasarkan media pendinginnya:
- Air Cooled Chiller
- Water Cooled Chiller
Berikut kita akan bahas
satu persatu dari prinsip kerja kedua Type Chiller diatas.
1. AIR COOLED CHILLER
Menggunakan udara untuk mendinginkan refrigeran di
dalam kondensor. Udara ambien disirkulasikan melalui coil kondensor menggunakan
kipas, sehingga panas dari refrigeran dipindahkan ke udara. Chiller jenis ini
biasanya digunakan di lokasi yang tidak memiliki akses mudah ke air atau di
tempat yang tidak memungkinkan pemasangan menara pendingin (cooling tower).
Pada umumnya, Air Cooled Chiller dilengkapi dengan
kondenser berbentuk sirip yang dipasang di luar unit. Udara dingin akan
melewati sirip-sirip ini dan membantu dalam menghilangkan panas dari chiller.
Berikut adalah Prinsip
Kerja Air Cooled Chiller secara detail, langkah demi langkah:
1.
Kompresi (Compression)
- Kompresor mengisap refrigeran dalam
bentuk gas bertekanan rendah dan bersuhu rendah dari evaporator.
- Di dalam kompresor, refrigeran dikompresi
sehingga menjadi gas bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi.
- Kompresor dapat menggunakan jenis seperti
screw, scroll, reciprocating, atau centrifugal, tergantung pada desain
chiller.
2.
Kondensasi (Condensation)
- Gas refrigeran bertekanan tinggi dan panas
mengalir dari kompresor ke kondensor.
- Pada air cooled chiller, kondensor terdiri
dari serangkaian coil dan sirip yang dilalui oleh udara yang ditiup oleh
kipas.
- Udara ambien (sekitar) yang lebih dingin
menyerap panas dari refrigeran, menyebabkan refrigeran berubah dari gas
menjadi cair.
- Cairan refrigeran ini tetap berada pada
tekanan tinggi.
3.
Ekspansi (Expansion)
- Refrigeran cair bertekanan tinggi kemudian
mengalir melalui katup ekspansi.
- Katup ekspansi menurunkan tekanan refrigeran
secara signifikan, yang mengakibatkan suhu refrigeran turun drastis.
- Penurunan tekanan ini juga menyebabkan
sebagian dari refrigeran berubah menjadi gas yang sangat dingin.
4.
Evaporasi (Evaporation)
- Refrigeran dingin ini kemudian masuk ke evaporator,
yang berfungsi sebagai penukar panas antara refrigeran dan air yang akan didinginkan.
- Di evaporator, refrigeran menyerap panas dari
air yang bersirkulasi melalui coil evaporator, menyebabkan air tersebut
menjadi dingin.
- Refrigeran, yang sekarang telah menyerap panas
dari air, berubah kembali menjadi gas dengan tekanan dan suhu rendah.
5.
Sirkulasi Air Dingin
- Air dingin yang telah didinginkan di
evaporator dipompa keluar dan disirkulasikan ke sistem yang membutuhkan
pendinginan, seperti sistem HVAC untuk gedung atau proses industri.
- Air yang telah menyerap panas dari proses
kembali ke evaporator untuk didinginkan lagi, sehingga proses ini
berlangsung terus menerus.
6.
Sirkulasi Ulang Refrigeran
- Gas refrigeran bertekanan rendah dan dingin
kembali ke kompresor untuk memulai siklus pendinginan kembali.
- Siklus ini terus berulang selama chiller
beroperasi, menjaga suhu air yang didinginkan tetap stabil.
7.
Pengendalian dan Monitoring (Control and Monitoring)
- Unit kontrol mengawasi seluruh operasi
chiller, termasuk suhu, tekanan, aliran refrigeran, dan air dingin.
- Sensor dan kontrol otomatis menjaga agar
chiller bekerja dalam kondisi optimal, menyesuaikan kinerja sesuai
kebutuhan beban pendinginan.
8.
Pelepasan Panas ke Udara (Heat Rejection to Air)
- Udara yang telah digunakan untuk mendinginkan
kondensor dikeluarkan ke lingkungan oleh kipas, membawa panas yang telah
diserap dari refrigeran keluar dari sistem.
- Ini membuat air cooled chiller lebih sederhana
dalam instalasi karena tidak memerlukan sistem pendinginan air tambahan
seperti pada water cooled chiller.
9. Pembersihan
dan Penghilangan Kelembapan (Filtration and Moisture Removal)
- Filter drier menyaring kotoran dan
menghilangkan kelembapan dari refrigeran untuk menjaga efisiensi dan
mencegah kerusakan pada sistem.
Dengan semua langkah ini, air cooled chiller dapat
secara efisien mendinginkan air atau cairan lain yang diperlukan untuk berbagai
aplikasi, baik itu untuk HVAC di gedung, proses industri, atau aplikasi
lainnya.
2. WATER COOLED CHILLER
Menggunakan air sebagai media pendingin di
kondensor. Artinya pada type CHILLER ini air digunakan sebagai media pendingin
utama. Air disirkulasikan melalui kondensor untuk menyerap panas dari
refrigeran. Air yang telah panas kemudian didinginkan kembali di menara
pendingin (cooling tower). Chiller jenis ini lebih efisien dalam hal energi
dibandingkan dengan air cooled chiller, tetapi membutuhkan instalasi yang lebih
kompleks.
Berikut adalah Prinsip
Kerja Water Cooled Chiller secara
detail, langkah demi langkah:
1.
Kompresi (Compression)
- Kompresor mengisap refrigeran dalam
bentuk gas bertekanan rendah dan bersuhu rendah dari evaporator.
- Di dalam kompresor, refrigeran dikompresi
menjadi gas bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi.
- Tipe kompresor yang umum digunakan termasuk
screw, scroll, reciprocating, atau centrifugal, tergantung pada desain
chiller.
2.
Kondensasi (Condensation)
- Gas refrigeran bertekanan tinggi dan panas
dari kompresor mengalir ke kondensor.
- Pada water cooled chiller, kondensor adalah
heat exchanger yang mendinginkan refrigeran dengan air yang bersirkulasi
dari cooling tower.
- Air yang lebih dingin dari cooling tower
menyerap panas dari refrigeran, menyebabkan refrigeran berubah dari gas
menjadi cair.
- Air yang telah menyerap panas kemudian dikembalikan
ke cooling tower untuk didinginkan kembali, sementara refrigeran cair
tetap berada pada tekanan tinggi.
3.
Ekspansi (Expansion)
- Refrigeran cair bertekanan tinggi selanjutnya
mengalir melalui katup ekspansi.
- Katup ekspansi menurunkan tekanan refrigeran
secara signifikan, yang menyebabkan suhu refrigeran turun drastis.
- Sebagian dari refrigeran berubah menjadi
campuran cair-gas dengan suhu yang sangat dingin.
4.
Evaporasi (Evaporation)
- Refrigeran dingin ini masuk ke evaporator,
yang berfungsi sebagai heat exchanger antara refrigeran dan air yang akan
didinginkan.
- Di evaporator, refrigeran menyerap panas dari
air yang bersirkulasi di dalam sistem. Ini menyebabkan air menjadi dingin,
sementara refrigeran berubah kembali menjadi gas dengan tekanan dan suhu
rendah.
- Air yang telah didinginkan kemudian
disirkulasikan ke sistem yang membutuhkan pendinginan, seperti HVAC di
gedung atau proses industri.
5.
Sirkulasi Air Dingin (Chilled Water Circulation)
- Air dingin yang telah didinginkan di
evaporator dipompa keluar dan disirkulasikan melalui sistem distribusi,
seperti coil pendingin di AHU (Air Handling Unit) atau ke proses industri
yang memerlukan pendinginan.
- Air yang telah menyerap panas dari proses
kembali ke evaporator untuk didinginkan lagi, sehingga siklus ini terus
berulang.
6.
Sirkulasi Ulang Refrigeran (Refrigerant Recirculation)
- Gas refrigeran bertekanan rendah dan dingin
kembali ke kompresor untuk memulai siklus kembali.
- Siklus pendinginan ini berulang terus menerus
selama chiller beroperasi, menjaga suhu air yang didinginkan tetap stabil.
7.
Pengendalian dan Monitoring (Control and Monitoring)
- Unit kontrol mengawasi seluruh operasi
chiller, termasuk suhu, tekanan, dan aliran refrigeran serta air.
- Sensor dan kontrol otomatis memastikan chiller bekerja dengan efisiensi maksimum dan dapat menyesuaikan operasinya sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan.
8. Pelepasan
Panas ke Air (Heat Rejection to Water)
- Air yang digunakan untuk mendinginkan
refrigeran di kondensor disirkulasikan kembali ke cooling tower.
- Di cooling tower, air panas dilepaskan ke
udara melalui proses evaporasi parsial, sehingga air mendingin sebelum
dikembalikan ke kondensor.
9. Menara
Pendingin (Cooling Tower)
- Cooling tower
adalah komponen eksternal dari sistem water cooled chiller yang berfungsi
untuk membuang panas dari air yang telah digunakan di kondensor.
- Air panas dari kondensor disirkulasikan ke
cooling tower, di mana ia didinginkan dengan kontak langsung dengan udara
dan proses penguapan parsial, kemudian air dingin tersebut dikirim kembali
ke kondensor.
10. Pembersihan dan Penghilangan Kelembapan
(Filtration and Moisture Removal)
- Filter drier digunakan untuk menyaring
kotoran dan menghilangkan kelembapan dari refrigeran, menjaga agar sistem
tetap efisien dan mencegah kerusakan pada komponen.
11.
Kontrol Aliran Air (Water Flow Control)
- Flow switch atau sensor aliran dipasang
pada sirkuit air untuk memastikan bahwa air mengalir dengan benar melalui
evaporator dan kondensor.
- Jika aliran air tidak memadai, sistem dapat
berhenti untuk mencegah kerusakan.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, water cooled
chiller mampu menghasilkan air dingin secara efisien dan andal untuk berbagai
keperluan, baik itu untuk HVAC di gedung besar, pendinginan industri, atau
aplikasi lainnya yang memerlukan sistem pendingin dengan kapasitas besar.




Komentar
Posting Komentar